Powered By Blogger

Kamis, 15 Desember 2011

Guru Besar Statistika

Prof. Dr. Andi Hakim Nasution (lahir di Jakarta, 30 Maret  1932 – meninggal di Jakarta, 4 Maret 2002 pada umur 69 tahun) adalah guru besar Statistika dan Genetika Kuantitatif Institut Pertanian Bogor (IPB). Suami dari Amini Soekadi Nasution ini juga pernah menjabat menjadi rektor IPB pada dua periode (1978-1987). Ia adalah penggagas berdirinya Fakultas MIPA di IPB.
Ia menghabiskan masa mudanya di Bogor, menyelesaikan pendidikan HIS di tahun 1945, SMP di tahun 1948, dan SMA di tahun 1952. Di tahun 1958 ia lulus dengan predikat cum laude dan meraih gelar insinyur, yang saat ini setara dengan gelar sarjana. Ketika itu, IPB masih bernama Fakultas Pertanian Universitas Indonesia, dan ia mahasiswa adalah angkatan keempat. Enam tahun kemudian, dia meraih gelar Doctor of Philosophy di bidang Experimental Statistic dari North Carolina University, Amerika Serikat.

Kariernya di dunia pendidikan dimulai ketika ia mengajar di SPMA Bogor setelah menamatkan SMA hingga meraih gelar Insinyur, yaitu sekitar tahun 1952-1958. Selain itu, ia juga menjadi dosen dan sekretaris Akademi Pertanian Ciawi tahun 1958-1965 sebelum menjadi dosen IPB tahun 1965. Di tahun 1966 ia menjadi Dekan Fakultas Pertanian IPB hingga tahun 1969. Di tahun 1971, ia menjadi Direktur Pendidikan Sarjana IPB, Dekan Sekolah Pasca Sarjana tahun 1975, dan Rektor IPB tahun 1978. Sejak tahun 1972 ia menjadi guru besar Statistik dan Genetika Kuantitatif. Di tahun 1998-2001 ia menjadi Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung sekarang berubah menjadi Institut Teknologi Telkom (IT Telkom).
Beliau adalah penggagas Sistem Panduan Bakat dalam penerimaan mahasiswa baru IPB. Sistem ini digunakan untuk merekrut mahasiswa dengan melihat prestasinya selama masa sekolah menengah umum, bukan melalui ujian seperti UMPTN. Sistem ini juga sangat menghargai calon mahasiswa cerdas yang membutuhkan dukungan finansial dalam melakukan studinya di IPB. Sistem ini dikenal dengan istilah USMI. ITB, UI, dan UGM adalah beberapa Universitas yang turut menerapkan pola perekrutan seperti ini.
Andi Hakim Nasution juga aktif dalam berkarya, tulisan dan artikelnya sering dimuat di media massa, diantaranya Biometrics, International Rice, News Letter, Harian Kompas, dan lain-lain. Ia juga menyukai fotografi.
Jauh sebelum abad ke 21 dimulai, ia pernah memperkirakan bahwa lahan pertanian di Pulau Jawa akan tinggal 30% saja. Hal ini menimbulkan kekhawatirannya, hingga ia menggagas ide reklamasi Pulau Jawa untuk lahan pertanian dan bertani sayuran lebih banyak dengan hidroponik.\
Pada tanggal 4 Maret 2002 pukul 21.05, cendekiawan Indonesia ini meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto akibat kanker prostat. Menjelang akhir hidupnya, ia mengalami kelumpuhan pada bagian tangan dan kakinya karena juga menderita stroke. Jenazahnya disemayamkan di rumah duka Kompleks Bogor Baru Blok A6/4, Bogor, Jawa Barat. Andi Hakim Nasution meninggalkan seorang istri, tiga orang anak, dan tiga orang cucu.
Judul buku yang pernah ditulis:
  • Bilangan dan Namanya Dalam Bahasa Indonesia, Disampaikan Pada Kongres Bahasa Indonesia ke-3 Pada tanggal 28 Oktober – 3 November 1978 di Jakarta
  • Bunga Rampai Anak-Anak Berbakat: Pembinaan dan Pendidikannya
  • Some statistical Principles and Procedures

Tidak ada komentar:

Posting Komentar